Skip to content

Imposter Syndrome: Musuh dalam Selimut dan Cara Menjinakkannya

Kita akan membahas bagaimana caranya mengatasi sebuah gejala yang sering sekali orang sebut imposter syndrome. Yang dimaksud dengan imposter syndrome adalah sebuah situasi di mana kamu merasa minder dengan orang-orang di sekitarmu. Kamu merasa tidak berkembang, mendapatkan tantangan tapi tidak bisa menyelesaikannya, atau kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas pekerjaanmu.

Apa itu Imposter Syndrome?

Kita sudah bahas sedikit dalam pembukaan artikel ini. Kita bahas ciri - ciri kalau kamu sedang dalam kondisi imposter syndrome.

Kira - kira seperti ini tanda - tanda kamu sedang imposter syndrome:

  1. Meragukan kemampuan mereka sendiri, merasa tidak mampu atau tidak kompeten meskipun telah mencapai banyak prestasi.
  2. Merasa bahwa pencapaian yang telah diraih hanya karena keberuntungan, bukan karena kemampuan atau usaha sendiri.
  3. Takut gagal, khawatir bahwa kesuksesan yang telah diraih tidak dapat dipertahankan dan takut akan mengalami kegagalan di masa depan.
  4. Perfeksionisme: Menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri sendiri dan merasa bahwa apa yang dilakukan tidak pernah cukup baik.
  5. Membandingkan diri dengan orang lain: Sering merasa kurang dibandingkan dengan rekan atau orang lain yang dianggap lebih sukses atau kompeten.

Imposter syndrome itu bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan kinerja kamu.

Imposter syndrome itu normal kita semua pernah mengalaminya, jangan sampai kamu terjebak dalam situasi ini dan tidak kunjung keluar dari keadaan ini.

Tidak perlu khawatir saya akan coba membantu kamu memahami kondisi ini dan akan saya berikan sedikit tips untuk mengatasinya.

Penyebab Imposter Syndrome

Ada banyak sekali gejala atau penyebab imposter syndrome. Mari kita bicara tentang penyebab-penyebab utamanya:

  1. Lingkungan yang kurang sportif: Tidak ada orang yang bisa kamu ajak untuk berdiskusi tentang keresahan-keresahan yang kamu alami.

  2. Berada di bidang yang kurang cocok: Misalnya, kamu suka mendesain tapi sekarang bekerja sebagai video editor. Kamu merasa kurang cocok karena banyak pekerjaan yang membuatmu bosan.

  3. Korban bully: Banyak orang pernah mengalami bully. Jika kamu berada di lingkungan di mana kamu merasa di-bully dan tidak bisa membalas, hal ini bisa membatasi progressmu.

  4. Kemalasan: Ketika kamu menunda-nunda tugas dan mulai mengerjakan saat mendekati deadline, kamu bisa merasa kesulitan dan bodoh. Padahal sebenarnya, kamu hanya malas mengerjakan tugas sejak awal.

  5. Kurang belajar: Banyak penyebab imposter syndrome berakar dari kurangnya skill atau pengetahuan. Jika kamu tidak menggunakan waktu luangmu untuk belajar, ini bisa menyebabkan imposter syndrome.

  6. Lingkungan yang kurang mendukung diskusi: Jika kamu bekerja di tempat di mana tidak ada diskusi yang sehat, misalnya senior tidak mendampingi junior atau orang-orang saling menjatuhkan, ini bisa membuatmu merasa terhimpit dan ketinggalan.

Cara Mengatasi Imposter Syndrome

Sekarang kita akan membahas bagaimana caranya agar kamu bisa melewati masa imposter syndrome:

  1. Mencari lingkungan yang supportive: Ini bukan berarti kamu harus resign, tapi kamu bisa mencari komunitas atau lingkungan di mana kamu bisa bertemu orang-orang yang cocok dan bisa diajak diskusi.

  2. Berhenti menunda-nunda: Cara terbaik untuk keluar dari situasi imposter syndrome adalah dengan upgrade skill. Jangan malas-malasan, selesaikan tugas tepat waktu, dan gunakan waktu luang untuk belajar.

  3. Sharing pengetahuan: Cobalah untuk berbagi ilmu dengan orang lain. Dengan mengajari orang lain, kamu akan sadar bahwa kamu sebenarnya lebih pintar dari yang kamu kira.

  4. Berani meminta mentoring: Jangan ragu untuk meminta bantuan dari senior atau rekan kerja yang lebih berpengalaman. Misalnya, jika kamu seorang programmer, kamu bisa meminta pair programming untuk belajar langsung dari seniormu.

  5. Terus belajar: Kunci utama untuk keluar dari imposter syndrome adalah dengan terus meng-upgrade ilmu kita. Dengan begitu, kita tidak akan merasa ketinggalan dari orang lain.

Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki level dan tingkatannya masing-masing. Yang terpenting adalah kita tidak malas-malasan dan terus belajar. Lama-kelamaan, kamu tidak akan merasa minder lagi.